all about chef juna
Terungkap, 9 Sisi Lain Dari Chef Juna
Kapanlagi.com - Berangkat dari keluarga tak harmonis dan sempat harus berjuang sendiri di benua lain, Chef Juna terbentuk menjadi pribadi keras. Jalur kuliner dipilihnya karena ia tak punya ijazah sekolah. Itu yang membuat Juna bekerja keras dalam karirnya. Ketika kini dia menjadi salah satu chef idola, itu adalah hasil kedisiplinan. Jarang tersenyum ramah di layar kaca, bukan berarti Juna tak punya hati. Tubuh penuh tato, bukan berarti Juna galak dan pemarah. KapanLagi.com memberikan sisi-sisi lain dari seorang Chef Juna, yang belum pernah Anda tahu. Dari sebuah sesi wawancara eksklusif, tahukah Anda kalau Juna ternyata …1. Jadi Chef Karena Kondisi
KapanLagi.com - Menelan kecewa ketika sekolah tempatnya menempuh studi jadi pilot ditutup, Juna muda
memilih bertahan di Amerika. Desakan ekonomi membuatnya bekerja jadi
pelayan restoran. Dari sanalah karir kuliner ini berawal.
“Seorang koki yang melihat potensi, kerja keras serta kemauan
saya menawarkan saya menjadi koki. Dia mengajari saya memasak. Semenjak
saat itulah saya terjun ke dunia kuliner.”
2. (Tidak) Jahat dan Kejam
KapanLagi.com - Mengakui dirinya adalah pribadi keras dan tegas,Juna menolak disebut kejam. Hal itulah yang diterapkannya ketika menjadi juri dalam program sukses THE MASTERCHEF. Menurutnya, ketegasan itu semata karena ia ingin kontestan THE MASTERCHEF berhasil.
3. Bisa Menangis..
KapanLagi.com - Penonton program THE MASTERCHEF terhenyak ketika Juna meneteskan air mata dalam salah satu episode, karena salah satu kontestan, Chef Baguzt, keluar. Seolah baru tersadar, Juna adalah manusia biasa yang punya perasaan.
“Saya menangis karena saat itu puncak emosi saya. Chef Baguzt
tidak mau mendengarkan nasehat saya, dan dia tidak pakai otak. Dia
bilang masak pake hati, tapi saya bilang masak itu pakai otak.” “Jujur
Baguzt adalah Chef yang baik dalam performance dan cita rasa, tetapi
itu yang saya bilang, dia tidak mendengarkan saya. Itu yang membuat saya
menangis, terlebih karena kedekatan emosional, di mana dari semua Chef,
Baguzt sosoknya hampir sama seperti saya.”
4. Punya Hobi dan Kesukaan
KapanLagi.com - Mengendarai motor gede, Harley Davidson adalah spesifikasi hobi Juna. Tak ada film tentang memasak yang jadi kesukaan, tetapi siomay Bandung menjadi makanan kegemaran. Dia pun tak anti menyantap makanan yang dijual di pinggir jalan. Masakan bercita rasa pedas? Juna takkan ragu memakannya. “Saya memang tipe orang yang mempunyai rasa ingin tahu yang besar, dan untuk tahu tentang kuliner, saya mencari sumber informasi dari semuanya, apalagi dari buku.”5. Selalu Menuntut Kesempurnaan
KapanLagi.com - Bukan hanya dalam hal memasak yang selalu dikerjakannya dengan bersungguh-sungguh, namun segala hal. Tak heran, Juna menuntut kesempurnaan. Misalnya, memilih wanita cantik atau wanita cerdas, dia ingin wanita cantik dan cerdas. “Masak bagi saya merupakan hal yang gak mudah dan gak semua orang bisa. Memasak bukan masalah kemampuan saja, tapi lebih kepada kemauan keras untuk bisa.”6. Tak Menyesal Bertato
KapanLagi.com - Tampil di publik dengan tubuh dipenuhi tato, Juna menyatakan tak ada penyesalan. Dia mengenal tato di usia 15 tahun, hingga kini memenuhi tangan, punggung dan kakinya. Lebih suka tato berukuran besar atau block, menurut Juna semua tatonya punya kisah tersendiri.“Memang awal-awal saya tato, saya takut tato saya terkena minyak saat memasak, tapi saya atasi dengan memasak menggunakan lengan panjang. Tapi sekarang ini saya sudah tidak perduli sih, kalo terkena minyak ya gak papa, kan tuntutan pekerjaan.” “Kalo keinginan untuk menghapus tato ga ada tuh, saya merasa nyaman dengan tato saya. Di luar negeri, tato bukan menjadi acuan bagi seseorang untuk dapat bekerja. Bagi saya, tato adalah seni.”
7. Suka Musik Death Metal
KapanLagi.com - Musik ternyata kerap menemani Juna saat memasak, khususnya musik death metal. Rupanya, itu juga berpengaruh ke gaya busana. Itu sebabnya Juna punya sekitar 200 baju berwarna hitam. Bermain musik memang di luar kemampuannya, tetapi soal bernyanyi? “Pernah nyanyi sih, tapi saya sudah lupa, dan itu suatu hal memalukan bagi saya yang gak akan pernah terulang lagi, tapi saya tidak mau menceritakannya. Saya tidak pernah bermain band.”8. Punya Rasa Takut
KapanLagi.com - Gagal menjadi ayah, itu ketakutan terbesar seorangChef Juna. Menikah selama 1,5 tahun, dia bertekad selalu jadi pelindung bagi anaknya. Dia pun berjanji tak mau memukul jika sang anak berbuat salah. Daripada memukul, yang diinginkan Juna adalah mengetahui kesalahan itu dan memperbaikinya bersama. Apalagi, di masa mudanya, dia mengaku tak sedikit melakukan kenakalan.9. Sangat Cinta Profesi
KapanLagi.com - Berawal dari keterpaksaan kondisi, Juna menolak
mengasihani dirinya sendiri. Dia berjuang dan bekerja keras, dan kini
berbahagia ketika dituntut berkreasi dengan kreativitas. Karenanya, dia
tak suka bermain-main saat memasak. “Memasak adalah dunia saya,
pekerjaan saya. Tidak ada batasan umur bagi saya untuk berhenti memasak
atau pensiun. Rasa ingin tahu saya yang kuat membuat saya selalu terus
berkreasi di dunia masak.” (kpl/amr/rea)
Komentar
Posting Komentar